gerbang emas |
Pada abad ke-15 terdapat sebuah
kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Sindangkasih. Sekitar tahun 1480 M, Desa
Sindangkasih dipimpin oleh seorang Ratu yang bernama Nyi Rambut Kasih. Beliau
adalah keturunan Prabu Siliwangi yang beragama Hindu. Dan beliau juga merupakan
saudara dari Rarasantang, Kiansantang, dan Walang Sungsang yang masuk agama
Islam.
Ratu Nyi
Rambut Kasih dikenal oleh sebagian masyarakat sebagai Nyi Ambet Kasih, karena
memerintah secara bijaksana dan mampu menjadikan Sindang Kasih menjadi daerah
yang aman dan makmur. Karena itu, Sindang Kasih mendaat gelar “Sugih Mukti”
yang berarti kaya dan rakyatnya sejahtera. Mata pencaharian rakyat Sindangkasih
sebagian besar adalah petani. Sebagian daerahnya berupa hutan. Dalam hutan
tersebut di samping terdapat pohon jati, terdapat pula pohon buah maja. Batang
pohon buah maja berbentuk lurus dan diatasnya terdapat daun-daun kecil. Dan
rasa buahnya pahit yang berguna untuk menyembuhkan penyakit demam.
Antara
tahun 552-1570, Cirebon dipimpin oleh seorang wali yang bernama Syarif
Hidayatullah, yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Saat itu, rakyat Cirebon
sedang dilanda penyakit demam. Oleh karena itu, Sunan Gunung Jati mengutus
anaknya yang bernama Pengeran Muhamad, untuk pergi ke Sindangkasih guna mencari
buah maja untuk mengobati rakyatnya sekaligus untuk menyebarkan agama Islam.
Pangeran Muhamad pun berangkat ke Sindangkasih ditemani istrinya, Nyi Siti
Armilah.
Ratu Nyi
Rambut Kasih mengetahui rencana Sunan Gunung Jati. Dan beliau sangat marah
karena tidak rela daerahnya diinjak oleh orang-orang yang beragama Islam.
Sebelum bertemu dengan Pengeran Muhamad, Nyi Rambut Kasih menghilangkan semua
pohon maja yang ada di hutan. Yang pada awalnya di hutan itu terdapat banyak
pohon maja, kini telah berubah menjadi hutan sepenuhnya pohon-pohon besar. Tak
ada satupun pohon maja yang tersisa.
Pangeran
Muhamad dan istrinya terkejut karena saat keduanya tiba di Sindangkasih tiadk
ada satupun pohon buah maja. Pangeran Muhamad memberitahu Sunan Gunung Jati
bahwa Pohon buah majanya tidak ada dalam bahasa Jawa, “majaẻ langka…majaẻ langka…”
Karena itulah daerah Sindangkasih sampai sekarang dikenal dengan nama
Majalengka.
Referensi:
kunjungi
ppula situs resmi Majalengka http://www.majalengkakab.go.id/
that's all... thank u ^^